Setelah mengganti nama dengan Commuter Line (lebih kereh toh), ternyata tidak membuat kereta api lebih lancar jaya...
Saya menjadi pengguna CL mulai akhir tahun 2013 setelah proyek suami berpindah dari Jakarta ke Bekasi, otomatis tebengan gratis menuju kantor jadi hilang total....
Pilihan transport hanya ada 2, bermacet-macet ria menggunakan kendaraan umum dengan resiko berangkat lebih pagi atau naik Commuter Line. Naik CL akhirnya menjadi pilihan .... pertama hanya coba-coba dulu..... ternyata not bad banyak jadwal kereta balik sehingga jika beruntung bisa duduk maniez hingga tujuan, atau pilihan kedua kurang beruntung walaupun bisa duduk tapi cuma "nyempil" dikit, atau ga beruntung diri sampai tempat tujuan.
Sebenarnya apapun yg kita dapat dari beruntung sampe tidak beruntuk tidak masalah jika AC tidak rusak, tetapi yang saya temukan dari Desember 2013 ternyata AC lebih banyak yang mati ataupun kalo beruntung ada angin sepoi-sepoi. Awal tahun 2014 service CL agak berkurang, sering terjadi gangguan atau kereta mogok..... jika kejadian ini terjadi karena rel tergenang air (kebanjiran) amat dimaklumi karena tergolong bencana alam, tetapi kalau gangguan rel, gangguan sinyal, kereta mogok? huffffff cuma bisa tepok jidat sambil mengumpat dan lap keringat yang mulai bercucuran, karena AC mati, kereta mogok diantara stasiun, dll, dsb.
Mudah2an Commuter Line bisa berbenah diri untuk memuaskan pelanggannya yang tetap setia menggunakan CL sebaga transportasi utama menuju manapun juga yang mereka tuju. Walaupun begitu banyak gangguan yang terjadi tetap setia..... dan mudah2an juga pengguna CL tetap setia menggunakan CL walaupun sering merasa tersakiti :) - termasuk diri saya.......
Bravo CL.... harapan saya bisa terus berbenah untuk lebih baik.